Minggu, 28 Februari 2010

LIMA CARA SEHAT ALA' RASULULLAH SAW

Rasul itu dikisahkan hanya sakit dua kali
yang pertama karena diracun
yang kedua karena mendekati ajalnya

Mengapa beliau bisa se sehat itu
mungkin dibawah ini bisa njelasin
cekidot

1. Nabi Muhammad SAW selalu bangun menjelang fajar. Selesai shalat tidak tidur lagi tetapi terus memgucapkan zikir, mengaji, serta mencari nafkah. Bangun menjelang fajar memang lebih nyaman daripada bangun setelah terbit matahari karena bisa membuat tubuh kita lebih sehat, nyaman bugar.


2. Nabi Muhammad SAW makan sesudah lapar dan berhenti sebelum kenyang. Beliau makan untuk keperluan hidup, bukan hidup untuk makan.

3. Nabi Muhammad SAW bila marah tanpa emosi. Marah dengan disertai emosi tidak menunjukkan keikhlasan dan kecintaan kepada yang dimarahi. Artinya marah beliau hanya tampak dari wajah, tetapi nurani Rasulullah SAW menunjukkan sikap kasih sayang.

4. Nabi Muhammad SAW tidak pernah minum sambil bernafas. Air yang beliau minum selalu dari wadah yang tertutup. Menurut beliau, air dari wadah yang terbuka mudah terkena debu.

5. Nabi Muhammad SAW tidak menanggapi sesuatu yang menimpa tubuh (sakit) secara berlebihan. Karena bagi beliau, gampang mengeluh menunjukkan sifat tidak sabar.
.
kalau udah nglakuin itu semua, mungkin agan2 bisa jadi lebih sehat
percaya aja

HIDUP MANUSIA DALAM TIGA HARI

*****************************************
Hari Yang Pertama : Hari Kemarin (Pasti)

Anda tidak bisa mengubah apa pun yang terjadi.
Anda tidak bisa menarik perkataan yang telah diucapkan.
Anda tak mungkin lagi menghapus kesalahan.
Atau anda tak mungkin lagi mengulangi kegembiraan.

Jadi Biarkan saja hari kemarin lewat, lepaskan saja, Iklaskan saja semuanya yang terjadi.

**********************************************

Yang Kedua : Hari Esok (Future)

Hingga mentari esok hari terbit. anda tidak pernah tau apa yang akan terjadi.
Anda tak bisa melakukan apa2 untuk esok hari.
Anda mungkin ceria ataupun sedih di hari esok
Esok hari belum tiba; biarkan saja.

************************************************** *

Yang tersisa hanya ; hari ini (present)

Pintu masa lalu telah tertutup; Pintu masa depan pun belum terbuka. Pusatkan saja diri anda untuk hari ini.

Anda dapat bekerja lebih banyak untuk hari ini, bila anda memaafkan hari kemarin dan melepaskan ketakutan akan hari esok.
Karena masa lalu dan masa depan hanyalah permainan pikiran yang rumit.

Hiduplah apa adanya, karena yang ada hanya hari ini.

Perlakukan setiap orang dengan kebaikan hati dan rasa hormat meski mereka melakukan hal buruk pada anda.

Cintailah seseorang sepenuh hati hari ini, karena besok cerita mungkin berganti dan anda kehilangan kesempatan untuk itu.

Ingatlah :
Anda menghargai orang lain bukan karena siapa mereka tetapi karena siapa diri anda.

Jangan biarkan masa lalu mengekangmu atau masa depan membuatmu bingung,

Lakukan yang terbaik selalu ... dan selalu dan selalu lakukan yang terbaik untuk hari ini... karena hanya hari ini kita punya kesempatan untuk melakukannya.

**************************************************

SIKAP

Semakin lama saya hidup, semakin saya sadar
Akan pengaruh sikap dalam kehidupan

Sikap lebih penting daripada ilmu,
daripada uang, daripada kesempatan,
daripada kegagalan, daripada keberhasilan,
daripada apapun yang mungkin dikatakan
atau dilakukan seseorang.

Sikap lebih penting
daripada penampilan, karunia, atau keahlian.
Hal yang paling menakjubkan adalah
Kita memiliki pilihan untuk menghasilkan
sikap yang kita miliki pada hari itu.

Kita tidak dapat mengubah masa lalu
Kita tidak dapat mengubah tingkah laku orang
Kita tidak dapat mengubah apa yang pasti terjadi

Satu hal yang dapat kita ubah
adalah satu hal yang dapat kita kontrol,
dan itu adalah sikap kita.

Saya semakin yakin bahwa hidup adalah
10 persen dari apa yang sebenarnya terjadi pada diri kita,
dan 90 persen adalah bagaimana sikap kita menghadapinya.

Akhirnya: Seluruh pilihan terletak di tangan Anda, tidak ada JIKA atau TETAPI. Andalah pengemudinya. Andalah yang menentukan JALAN HIDUP ANDA…!

BERSYUKUR

Skenario 1

Andaikan kita sedang naik di dalam sebuah kereta ekonomi.
Karena tidak mendapatkan tempat duduk, kita berdiri di dalam gerbong
tersebut.
Suasana cukup ramai meskipun masih ada tempat bagi kita untuk
menggoyang-goyangka n kaki.
Kita tidak menyadari handphone kita terjatuh.
Ada orang yang melihatnya, memungutnya dan langsung mengembalikannya kepada
kita.

"Pak, handphone bapak barusan jatuh nih,"
kata orang tersebut seraya memberikan handphone milik kita.
Apa yang akan kita lakukan kepada orang tersebut?
Mungkin kita akan mengucapkan terima kasih dan berlalu begitu saja.

Skenario 2
Sekarang kita beralih kepada skenario kedua.
Handphone kita terjatuh dan ada orang yang melihatnya dan memungutnya.
Orang itu tahu handphone itu milik kita tetapi tidak langsung memberikannya
kepada kita.
Hingga tiba saatnya kita akan turun dari kereta, kita baru menyadari
handphone kita hilang.
Sesaat sebelum kita turun dari kereta, orang itu ngembalikan handphone kita
sambil berkata,

"Pak, handphone bapak barusan jatuh nih."

Apa yang akan kita lakukan kepada orang tersebut?

Mungkin kita akan mengucapkan terima kasih juga kepada orang tersebut.
Rasa terima kasih yang kita berikan akan lebih besar daripada rasa terima
kasih yang kita berikan pada orang di skenario pertama (orang yang langsung
memberikan handphone itu kepada kita).
Setelah itu mungkin kita akan langsung turun dari kereta.

Skenario 3

Marilah kita beralih kepada skenario ketiga.

Pada skenario ini, kita tidak sadar handphone kita terjatuh, hingga kita
menyadari handphone kita tidak ada di kantong kita saat kita sudah turun
dari kereta.
Kita pun panik dan segera menelepon ke nomor handphone kita, berharap ada
orang baik yang menemukan handphone kita dan bersedia mengembalikannya
kepada kita.
Orang yang sejak tadi menemukan handphone kita (namun tidak memberikannya
kepada kita) menjawab telepon kita.

"Halo, selamat siang, Pak.
Saya pemilik handphone yang ada pada bapak sekarang," kita mencoba bicara
kepada orang yang sangat kita harapkan berbaik hati mengembalikan handphone
itu kembali kepada kita.

Orang yang menemukan handphone kita berkata,
"Oh, ini handphone bapak ya.
Oke deh, nanti saya akan turun di stasiun berikut.
Biar bapak ambil di sana nanti ya."

Dengan sedikit rasa lega dan penuh harapan, kita pun pergi ke stasiun
berikut dan menemui "orang baik" tersebut...
Orang itu pun memberikan handphone kita yang telah hilang.
Apa yang akan kita lakukan pada orang tersebut?

Satu hal yang pasti, kita akan mengucapkan terima kasih, dan seperti nya
akan lebih besar daripada rasa terima kasih kita pada skenario kedua bukan?
Bukan tidak mungkin kali ini kita akan memberikan hadiah kecil kepada orang
yang menemukan handphone kita tersebut.

Skenario 4

Terakhir, mari kita perhatikan skenario keempat.

Pada skenario ini, kita tidak sadar handphone kita terjatuh, kita turun dari
kereta dan menyadari bahwa handphone kita telah hilang, kita mencoba
menelepon tetapi tidak ada yang mengangkat.

Sampai akhirnya kita tiba di rumah.
Malam harinya, kita mencoba mengirimkan SMS :
"Bapak / Ibu yang budiman.

Saya adalah pemilik handphone yang ada pada bapak / ibu sekarang.

Saya sangat mengharapkan kebaikan hati bapak / ibu untuk dapat mengembalikan
handphone itu kepada saya.

Saya akan memberikan imbalan sepantasnya. "
SMS pun dikirim dan tidak ada balasan...
Kita sudah putus asa.

Kita kembali mengingat betapa banyaknya data penting yang ada di dalam
handphone kita.
Ada begitu banyak nomor telepon teman kita yang ikut hilang bersamanya.

Hingga akhirnya beberapa hari kemudian, orang yang menemukan handphone kita
menjawab SMS kita, dan mengajak ketemuan untuk mengembalikan handphone
tersebut..

Bagaimana kira-kira perasaan kita?
Tentunya kita akan sangat senang dan segera pergi ke tempat yang diberikan oleh orang itu. Kita pun sampai di sana dan orang itu mengembalikan handphone kita.
Apa yang akan kita berikan kepada orang tersebut?
Kita pasti akan mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepadanya, dan mungkin kita akan memberikannya hadiah (yang kemungkinan besar lebih berharga dibandingkan hadiah yang mungkin kita berikan di skenario ketiga).





Moral

Apa yang kita dapatkan dari empat skenario cerita di atas?

Pada keempat skenario tersebut, kita sama-sama kehilangan handphone, dan ada
orang yang menemukannya.

Orang pertama menemukannya dan langsung mengembalikannya kepada kita.
Kita berikan dia ucapan terima kasih.


Orang kedua menemukannya dan memberikan kepada kita sesaat sebelum kita turun dari kereta.

Kita berikan dia ucapan terima kasih yang lebih besar.


Orang ketiga menemukannya dan memberikan kepada kita setelah kita turun dari kereta.

Kita berikan dia ucapan terima kasih ditambah dengan sedikit hadiah.


Orang keempat menemukannya, menyimpannya selama beberapa hari, setelah itu
baru mengembalikannya kepada kita.

Kita berikan dia ucapan terima kasih ditambah hadiah yang lebih besar.



Ada sebuah hal yang aneh di sini.

Cobalah pikirkan, di antara keempat orang di atas, siapakah yang paling
baik?

Tentunya orang yang menemukannya dan langsung memberikannya kepada kita,
bukan?



Dia adalah orang pada skenario pertama.

Namun ironisnya, dialah yang mendapatkan reward paling sedikit di antara
empat orang di atas.


Manakah orang yang paling tidak baik?

Tentunya orang pada skenario keempat, karena dia telah membuat kita menunggu
beberapa hari dan mungkin saja memanfaatkan handphone kita tersebut selama
itu.

Namun, ternyata dia adalah orang yang akan kita berikan reward paling besar.



Apa yang sebenarnya terjadi di sini?

Kita memberikan reward kepada keempat orang tersebut secara tulus, tetapi orang yang seharusnya lebih baik dan lebih pantas mendapatkan banyak, kita berikan lebih sedikit.



OK, kenapa bisa begitu?

Ini karena rasa kehilangan yang kita alami semakin bertambah di setiap
skenario.

Pada skenario pertama, kita belum berasa kehilangan karena kita belum sadar handphone kita jatuh, dan kita telah mendapatkannya kembali.



Pada skenario kedua, kita juga belum merasakan kehilangan karena saat itu kita belum sadar, tetapi kita membayangkan rasa kehilangan yang mungkin akan kita alami seandainya saat itu kita sudah turun dari kereta.



Pada skenario ketiga, kita sempat merasakan kehilangan, namun tidak lama kita mendapatkan kelegaan dan harapan kita akan mendapatkan handphone kita kembali.



Pada skenario keempat, kita sangat merasakan kehilangan itu.

Kita mungkin berpikir untuk memberikan sesuatu yang besar kepada orang yang menemukan handphone kita, asalkan handphone itu bisa kembali kepada kita.

Rasa kehilangan yang bertambah menyebabkan kita semakin menghargai handphone yang kita miliki.



Saat ini, adakah sesuatu yang kurang kita syukuri?

Apakah itu berupa rumah, handphone, teman-teman, kesempatan berkuliah, kesempatan bekerja, atau suatu hal lain.



Namun, apakah yang akan terjadi apabila segalanya hilang dari genggaman kita.

Kita pasti akan merasakan kehilangan yang luar biasa.

Saat itulah, kita baru dapat mensyukuri segala sesuatu yang telah hilang
tersebut.



Namun, apakah kita perlu merasakan kehilangan itu agar kita dapat bersyukur?

Sebaiknya tidak.



Syukurilah segala yang kita miliki, termasuk hidup kita, selagi itu masih
ada.

Jangan sampai kita menyesali karena tidak bersyukur ketika itu telah lenyap dari diri kita.



Jangan pernah mengeluh dengan segala hal yang belum diperoleh.

Bahagialah dengan segala hal yang telah diperoleh.

Sesungguhnya, hidup ini berisikan banyak kebahagiaan.

Bila kita mampu memandang dari sudut yang benar.